fip.unesa.ac.id, SURABAYA – Salah satu rangkaian acara bulan pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP UNESA) adalah dengan mengadakan lecture exchange program. Pada kesempatan kali ini, FIP UNESA mengadakan lecture exchange program bersama Nureeman Jehyeh dari Faculty of Education, Thaksin University, Thailand. Selain itu, acara ini juga membahas tentang “Addiction According to CBT Perceptive and Intervention Approach” yang dinarasumberi oleh Dosen Program Studi S1 Bimbingan Konseling (BK) FIP UNESA, Mila Yunita, M.Pd. Kegiatan ini berlangsung secara luring pada tanggal 29 April 2025 di gedung O3 lantai 2 FIP UNESA yang turut dihadiri oleh mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2023 kelas A.
Di awal acara, dosen dari Thaksin University itu memperkenalkan budaya thailand dan mengajak para mahasiswa untuk berdiskusi mengenai perbedaan budaya antara Indonesia dan Thailand. Ia juga mengajarkan para mahasiswa untuk mengenal kosakata simpel yang biasa digunakan di Thailand serta penggunaanya. Lebih lanjut, ia juga memperkenalkan tarian khas Thailand, agama yang ada di Thailand, Gender yang ada di Thailand, mata uang , serta makanan khas Thailand. Selain itu, ia juga menceritakan culture shock nya saat mencoba makanan di Indonesia yang kebanyakan memadukan rasa manis pada setiap makanannya.
“Di Thailand, makanan kami cenderung asin, asam dan pedas-karena rasa manis hanya digunakan untuk dessert. Namun, ketika saya mencoba mie ayam di Indonesia saya dapat merasakan rasa manis juga di hidangan tersebut,” tuturnya.
Setelah pemaparan tentang budaya Thailand selesai, kegiatan ini dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang adiksi menurut Cognitive Behavior Therapy (CBT) yang dipaparkan oleh Mila Yunita, M.Pd. Dalam pemaparanya, ia menjelaskan bagaimana automatic thought dapat berpengaruh terhadap pikiran dan tingkah laku kita.
“Oleh karena itu, sebagai konselor kita dapat membantu konseli untuk mengelola struktur kognisi mereka.” pungkasnya.
Ia menjelaskan bahwa Cognitive Behavioral Therapy (CBT) memandang adiksi sebagai sebuah negative feedback loop. Dalam siklus tersebut, adiksi bermula dari perasaan tidak nyaman yang memicu munculnya pikiran negatif. Pikiran negatif tersebut kemudian mendorong individu untuk melakukan perilaku adiktif guna memperoleh rasa nyaman sementara. Namun, setelah itu, individu justru diliputi rasa bersalah, yang kemudian menimbulkan kembali perasaan tidak nyaman. Pola ini terus berulang dan membuat seseorang kembali pada perilaku adiktif.
Penulis: Nadea Diva Nurfin Afriilia (BK)