fip.unesa.ac.id, SURABAYA—Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan Mimbar Ilmiah Jilid 1 bertajuk “Deep Learning dalam Pendidikan: Implementasi Asta Cita Menuju Generasi Emas Indonesia 2045” secara daring melalui Zoom pada Jumat, 9 Mei 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Bulan Pendidikan FIP UNESA yang rutin diselenggarakan setiap Mei untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional. Tahun ini, Bulan Pendidikan mengusung tema “Pendidikan untuk Transformasi: Aksi FIP UNESA Menuju Indonesia Emas 2045”, dengan berbagai agenda seperti seminar, gelar karya mahasiswa, dan diskusi ilmiah untuk memperkuat peran pendidikan dalam membentuk generasi unggul dan berdaya saing global.
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I FIP UNESA, Prof. Dr. Budi Purwoko, S.Pd., M.Pd., yang menekankan pentingnya membangun nuansa ilmiah dan inovasi pendidikan sebagai langkah strategis menuju Generasi Emas 2045. Ia juga menyoroti transformasi berkelanjutan FIP UNESA melalui penguatan riset, pengabdian masyarakat, dan kolaborasi nasional maupun internasional.
Dalam sesi pertama, Dr. Mustakim, S.Pd., M.Pd., dosen Pendidikan Luar Sekolah, memaparkan materi “Program Pendidikan Informal Masyarakat Pemulung dalam Mewujudkan Pendidikan Bermutu”. Ia menyoroti pentingnya pendidikan informal bagi komunitas pemulung sebagai sarana pewarisan keterampilan kerja lintas generasi, serta resiliensi keluarga dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka meski menghadapi keterbatasan ekonomi dan stigma sosial.
Selanjutnya, Dr. Kaniati Amalia, M.Pd., dosen Manajemen Pendidikan, membahas relevansi Asta Cita dengan kecerdasan buatan (AI) dan deep learning dalam manajemen pendidikan. Ia menegaskan bahwa penerapan teknologi ini mampu meningkatkan efisiensi pengelolaan data, personalisasi pembelajaran, dan kualitas pengambilan keputusan, sehingga mendukung tercapainya Generasi Emas 2045.
Sesi kedua diawali oleh Dr. Dwi Jayanti Kurnia Dewi, M.Pd., yang membawakan materi “Resiliensi Anak Usia Dini: Kunci Pembentukan SDM Unggul Generasi Emas Indonesia 2045”. Ia menjelaskan bahwa resiliensi adalah kemampuan untuk bangkit dan bertransformasi menjadi lebih tangguh, yang perlu ditanamkan sejak usia dini melalui lingkungan positif, pengasuhan responsif, serta pendidikan yang menanamkan kemandirian, tanggung jawab, dan empati.
Pemateri berikutnya, Dr. Wiryo Nuryono, S.Pd., M.Pd., dosen Bimbingan dan Konseling, memaparkan “Model Konseling Momen Inovatif untuk Menurunkan Adiksi Game Online”. Model ini memadukan konseling keluarga dan teknik motivational interviewing untuk membangun kesadaran dan motivasi internal remaja dalam mengatasi kecanduan game online, dengan keluarga sebagai pendukung utama. Model ini telah terbukti efektif melalui berbagai penelitian dan pelatihan.
Secara keseluruhan, Mimbar Ilmiah Jilid 1 berlangsung interaktif dan dinamis, diikuti oleh mahasiswa, dosen, dan praktisi pendidikan. Diskusi yang hidup memperkaya wawasan peserta terkait isu-isu pendidikan mutakhir, mulai dari teknologi AI, resiliensi anak, hingga strategi penanganan adiksi game online. Acara ini menjadi wadah kolaboratif yang memperkuat sinergi akademisi dan praktisi dalam mewujudkan pendidikan adaptif dan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.
Penulis: Rifda Sakinah Arrahmany (PGPAUD)