fip.unesa.ac.id, Surabaya – Program Studi Teknologi Pendidikan (TP) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP UNESA) selenggarakan Focus Group Discussion (FGD) “Tech Talks! Bridging Generations in Innovation and Technopreneurship” pada Kamis, 13 Juni 2024 di Ruang Sidang O1 Lantai 1 FIP UNESA.
Dalam sambutannya, Wakil Dekan II Bidang Perencanaan, Keuangan, Sumber Daya, Umum, Kerja Sama, dan Teknologi Komunikasi Informasi, Dr. Andi Kristanto, S.Pd., M.Pd., menekankan pentingnya kewirausahaan dan hubungannya yang erat dengan inovasi. Ia menjelaskan bahwa kewirausahaan bukan hanya tentang memulai dan mengelola bisnis, tetapi juga tentang menciptakan nilai tambah melalui ide-ide baru dan solusi kreatif.
“Inovasi adalah kunci untuk bersaing dalam pasar global yang semakin kompetitif, kemampuan untuk menciptakan inovasi dan menerapkannya secara efektif menjadi hal penting,” tuturnya.
Pemateri pertama, Isaac Munandar, CEO dan Co-Founder Maxy Academy membawakan topik “Industry 4.0 dan Society 5.0”. Ia menyatakan bahwa faktor utama Indonesia Emas 2045 salah satunya dengan meningkatkan wirausaha. Edu-Technopreneur perlu digalakkan guna menginspirasi mahasiswa untuk melirik dunia entrepreneur dalam menghadapi gelombang 2 revolusi teknologi di Indonesia.
“Kegiatan ini sangat dibutuhkan untuk menjembatani dunia pendidikan dengan dunia industri, kami berharap Maxy Academy dapat membantu mahasiswa Teknologi Pendidikan yang akan menjadi agent of change dan inovatif untuk kemajuan pendidikan Indonesia,” pungkasnya.
Materi dilanjut Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan, Irena Yolanita Maureen, S.Pd., M.Sc., Ph.D., yang membawakan topik “Enhancing Syllabus Design for Future Innovators”. Ia menuturkan bahwa karakteristik kewirausahaan telah termuat dalam mata kuliah namun berbeda konteks, sebab tidak semua luaran mata kuliah di jurusan pendidikan bisa dimarketkan.
“Semoga kegiatan ini bisa mewadahi dan mempersiapkan mahasiswa untuk menyampaikan inovasi terkait ide usaha di bidang pendidikan dengan menyesuaikan target pasar,” ungkapnya.
Dari kegiatan FGD hari ini dapat disimpulkan adanya gap antara dunia pendidikan dengan wirausaha di mana pendidikan harus dirubah menyesuaikan kebutuhan market. Dalam hal ini yang dibutuhkan mahasiswa dalam dunia kerja ialah ide guna menyelesaikan permasalahan nyata di lapangan.
Penulis: Dede (PGSD), Chantika (PGSD)
Dokumentasi: Mustika (BK), Fanzha (BK)