PGSD Siap Membangun Iklim Literasi Di Sekolah

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyatakan kondisi pendidikan sudah gawat darurat. Salah satu kondisi kronis adalah rendahnya kemampuan literasi siswa. Indonesia berada di peringkat 42 dari 45 negara dalam asesmen Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) 2011. Sementara itu, kemampuan literasi membaca siswa dalam tes Programme for International Student Assessment (PISA) 2013 menempatkan Indonesia pada posisi hampir buncit, 64 dari 65 negara peserta. Selain itu, data statistik SD tahun 2015/2016 menampilkan tingginya angka putus sekolah dan amgka mengulang di SD kelas rendah. Tersebar di Jawa Kalimantan, NTT, Sumatera, Maluku, Sulawesi, dan Papua.

Oleh karena itu, jurusan pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) FIP UNESA menggelar acara Seminar Nasional dengan tema “ Membangun Iklim Literasi di Sekolah”, yang dilaksanakan di Auditorium O5 FIP UNESA, selasa (18/10/2016).

Kegiatan seminar tersebut dihadirikurang lebih 400 peserta diantaranya yaitu mahasiswa UNESA, UMM, UMY, UNESS, dam IKIP PGRI. Acara yang dilaksanakan pada tanggal 18 oktober ini mengundang dua pemateri yaitu Pratiwi Retnaningdyah, Ph.D ketua gerakan literasi UNESA dan Dr. Dewi Utama Faizah Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Satgas Gerakan Literasi Sekolah.

Agar sekolah mempu menjadi garis depan dalam pengembangan budaya literat, terdapat beberapa strategi untuk menciptakan iklim literasi yang positif di sekolah. Diantaranya 1) Lingkungan fisik ramah literasi. 2) Lingkungan sosial dan afektif. 3) Lingkungan akademik.

Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari Seminar Nasional diantaranya gerakan literasi di sekolah membangun kepedulian guru terhadap latar sosial- historis-budaya setiap individu siswa. Setiap siswanya unik dan istimewa. Guru – guru menjadi pelaku budaya yang diistilahkan sebagai PROTAGONIS BUDAYA. Keluarga dan sekolah akan bersama – sama membangun praktik – praktik literasi, sosial, budaya, dan pedagosis. Literasi bukan hanya sekedar pandai CALISTUNG sebagai kecakapan menyelesaikan tugas – tugas akademik belaka seperti yang selama ini di praktikkan di sekolah, ungkap elsinta lisnawati salah satu mahasiswa peserta seminar nasional literasi.(Meis/MAA/PIF)